Kota ini sudah satu setengah tahun tidak saya kunjungi sejak kunjungan kami ke pantai tanjung papuma jember sekitar pertengahan tahun 2014 lalu, awalnya tidak ada rencana sama sekali mau mengunjungi kota Jember, berhubung awal bulan ini ada rejeki yang tidak terduga, sehingga kami memutuskan untuk melunasi KPR di bank BTN dan sekaligus mengambil jaminan sertifikat rumah, dari status blackberry messenger kebetulan juga tetangga depan rumah kami sepertinya punya adik bayi yang baru lahir, sehingga kami berniat untuk menengok rumah kami bayi sekalian silahturrahim.
Setelah semalam menginap di rumah mertua di pandaan, Pasuran, minggu paginya tepat pukul 09.00 WIB tanggal 27 Desember 2015, kami meluncur menuju kota Jember, dalam perjalanan yang ramai lancar ini sebelum memasuki perbatasan pasuruan-probolinggo, kami berhenti sejenak untuk istirahat di SPBU (yang katanya SPBU terbaik di jawa timur yang ada fasilitas hotel dan toilet VIP), sembari menunggu ibuknie memastikan benar tidak toiletnya VIP, saya duduk sambil menemani alea bermain di fasilitas permainan anak, tidak lama di sini dan karena hari semakin siang saya melanjutkan perjalanan dan berhenti kembali di Bakso eddy kota Probolinggo yang katanya juga setiap artis-artis ibu kota yang menuju Bali melalui jalur darat pasti mampir ke Bakso legendaris ini, iya sih terbukti banyak pigora yang memajang foto-foto artis lagi makan bakso di sini.
Selama perjalanan melewati kota Lumajang hujan sangat deras jarak pandang hanya 5 meter, saya single fighter nyetir sendiri menghadapi deretan truk dan bis yang searah ke jember juga, sedangkan ibuknie dan alea sudah terlelap di bangku tengah mungkin kenyang habis makan bakso. Saya teringat 5 tahun yang lalu ini adalah rute yang harus saya jalani tiap akhir pekan, di mana saya harus melewati jalan yang di sampingnya ada sungai yang suangat puanjang sampai akhirnya melewati gapura perbatasan Lumajang-Jember, tiba-tiba saya lebih teringat lagi di mana suatu masa, saya pertama kali diterima kerja di BNI syariah dan penempatan di cabang Jember, sehari sebelum hari pertama masuk kerja, saya mengajak sepupu saya naik motor untuk survey lokasi, saat itu saya ingat sekali saat melewati perbatasan Lumajang-Jember ada gapura bertuliskan “Selamat Datang di Kabupaten Jember”, saat dibonceng sepupu di belakang hampir 4 jam perjalanan, saya meneteskan air mata saat membaca tulisan tersebut, rasanya sedih karena harus sejauh ini dari kota kelahiran (maklum dari lahir, SD sampai lulus kuliah di Surabaya dan ga pernah pergi jauh) dan juga senang akhirnya sampai juga di tempat tujuan dan ternyata perkiraan saya meleset, loh-loh.. mana ini bank-nya kok masih hutan, sungai, dan beberapa rumah penduduk, saya lebih menangis meneteskan air mata lagi karena ternyata lokasi BNI Syariah cabang Jember masih 1,5 Jam perjalanan lagi dari gapura tadi. hahaha itu cerita jaman dahulu kala yang saya pendam dan kenang sendiri sebagai sebuah nostalgia, ciyee, ihiiirrr.
Masuk kota Jember sekitar pukul 15.00 WIB, saya memutuskan menunda dulu untuk langsung ke Hotel ebizz di jalan kalimantan, berbekal GPS yang akhirnya nyasar juga (doh), saya mencoba mencari lokasi yang belum pernah saya kunjungi selama tinggal di Jember, yaitu Taman Botani Sukorambi, karena sudah tahu ini adalah tempat kolam renang, saya telah menyiapkan perlengkapan renang alea dari rumah, eh ternyata tidak hanya tempat renang saja, di sini juga ada pepohonan durian, taman dan bunga-bunga, peternakan juga, yang sempat saya lihat sih ada kuda, rusa, merak, serta tempat outbound semacam flying fox.
Karena rumah kami yang di Jember kami sewakan ke mahasiswa, kami terpaksa mencari tempat penginapan hotel yang murah-murah tapi yang penting yang ada shower air panas, wifi, breakfast. Setelah kami rasa cukup istirahat, malamnya kami keluar untuk keliling-keliling kota jember sekalian mencari oleh-oleh khas jember : tape, cokelat dan kopi di toko primadona dekat pasar tanjung. Selama berkeliling ini saya merasakan tidak banyak yang berubah dari kota ini, semua sama persis mulai dari jalanan, trotoar, pertokoan, bahkan orang-orang yang berlalu-lalang, kecuali satu tempat baru yang menjual oleh-oleh khas jember, ada sebuah toko kecil di dekat stasiun kereta api Jember namanya Biru Daun, produk dari toko ini yaitu kaos-kaos bergambar lucu yang ada tulisan logat jemberan, juga ada gantungan kunci serta pernak-pernik khas jember. Sebelum kembali ke hotel ebizz Jember untuk istirahat, saya sempatkan mengunjungi rumah tetangga yang baru punya momongan lagi, serta melihat-lihat kondisi rumah kami di depannya.
Keesokan harinya setelah breakfast makanan rumahan nasi, mie, nugget di lantai 3 hotel ebizz yang dari balik jendelanya kelihatan Gunung Argopuro, saya meninggalkan alea dan ibuknie di hotel untuk pergi ke BTN mengambil sertifikat rumah, sampai di sana harus menunggu lagi sekitar 2 jam sang petugas untuk mengeluarkan sertifikat dari ruang penyimpanan, dari pada bengong saya keluar menuju pangkas rambut kharisma di jalan sumatera, ini tempat favorit saya dulu selama di jember karena selesai potong rambut selalu dapat pijitan di pundak dan secangkir kopi Jember, karena waktu masih lama saya kembali ke hotel lagi untuk menjemput ibuknie dan alea dan mengajak jalan-jalan di alun-alun jember, di sini alea berlarian sambil mainan pistol gelembung, bahkan sempat juga berkeliling naik becak mengitari alun-alun Jember.
Puas bermain di alun-alun Jember yang katanya alea di video naik becak “iku-iku buat arek-arek busar” kami kembali ke BTN yang berlokasi di seberang jalan untuk mengambil sertifikat, setelah SHGB, IMB dan AJB saya terima, kami kembali ke hotel ebizz Jember untuk ambil barang dan chekout karena akan melanjutkan perjalanan jauh ke Surabaya, ibuknie mengajak take away panties pizza, serta mencoba es cincau legendaris yang ada di gang samping pengadilan agama jember, hawa panas menyengat kota Jember langsung berubah segar begitu meneguk es cincau ini. Yah begitulah cerita nostalgia selama sehari di Jember, sampai ketemu lagi di lain kesempatan ya!